Hidup dan cerita baru

 




Ahirnya, hari yang aku tunggu akhirnya dateng juga.

Hari dimana aku enggak nunda nunda lagi buat catetan kecil di sini, Yeay. Sebenernya aku enggak segitu malesnya kok, aku masih nulis rutin keseharianku dinotes handphone dan buku diary. 

Dan kayanya, ada banyaak banget hal yang pengeen aku utarain disini, tapi berhubung aku nggak punya waktu banyak, jadi aku bakalan nulis apa yang ada didalam fikiranku sekarang.


Aku sekarang punya banyak banget cerita cerita baru, aku punya kebiasaan baru, dan aku punya segudang hal yang sebelumnya cuma sekedar jadi angan angan, tanpa yakin kalau semuanya akan bisa terlaksana.


Dibulan maret kemarin, ai beliin aku Ipad yang sebelumnya aku nggak pernah kepikiran untuk beli dengan uang aku sendiri, ai beliin dngan hasil tabungan dan kerja kerasnya, dia bilang ini sebagai kado hari ulang tahunku kemarin. hmmm Bahagianya,


Dibulan april kemarin, ai beli motor ulang, ai menyulap motor vespa rongsok Rally 200 jadi motor kebanggaannya. Motor yang selalu ai selimutin dan gembok, dimanapun dan kapanpun berada.

"anak pertama"Katanya.


Aku sempet juga minta beliin ai kompor empat mata, aku bilang kalau kompor biasa itu bikin aku enggak semangat masak, dan aku janji kalau punya kompor bagus aku bakalan rajin masak. AND I GOT IT!! walaupun enggak serajin yang aku harapin, tapi seenggaknya aku bisa lebih semangat masak dari hari hari biasanya, hahahhaaa.


Dan ai sekarang punya kerjaan baru, ai enggak lagi kerja dikantor kaya dulu. Sebenernya, ini udah dari satu tahun lalu, tapi karena aku rasa ini adalah kebanggaan yang aku harap harapkan, jadi bakalan aku tetep ceritain.


Jadi dulu ai sempat kerja dibeberapa kantor, pertama ai kerja disalah satu kantor agensi perjalanan disalah satu perusahaan milik orang Mesir, kedua ai pindah kerja disalah satu perusahaan beramal milik orang Malaysia. Rasanya sedih banget, karena setiap hari ai selalu berangkat jam tujuh pagi, itu pun aku kadang masih bobok lelap sambil selimutan, pagi pagi buta ai udah siap, aku kebangun kalau ai pakai minyak wangi, dia cium kening aku dan pamit pergi. 

Enggak jarang aku ngerasa bersalah banget, belum siapin apa apa, bekal juga enggak ada, kalau ada uang lebih,ai bakalan jajan dikantor pas jam istirahat, tapi beberapa kali juga, uang kita menipis, untuk ongkos ai pergi ke kantor, ai harus cari uang diselipan dompet dan celana, berharap nemuin berapapun nominalnya.

Kalau uangnya pas-pas an, ai bakalan nahan jajan, dan nunggu sampai waktu pulang kerumah.


Jangan kira kalau jarak antara rumah dan kantor itu deket, itu jauh banget. Dari rumah harus jalan kaki sampai terminal bus, setelah itu harus naik bus kira kita satu sampai satu setengah kilo, terus harus naik bus kurang lebih setengah jam perjalanan, dan itu terus dijalani kurang lebih dalam waktu satu tahun.


Ditahun pertama pernikahan, rasanya tangisan udah jadi hal yang lumrah, setiap kali ai pergi pagi dan pulang sampai jam lima sore, belum lagi sampai rumah, masih harus ditagih untuk kerjaan kerjaan lainnya, dan menurutku, itu jadi hal yang paling menyakitkan. 

Waktu kita berdua terbatas, ai juga jadi jarang banget bisa nikmatin waktunya untuk sekedar pergi kumpul sama temen-temennya, apalagi kuliah, semua jadi terbengkalai.


Ai enggak pernah ngeluh sekalipun, bahkan ai bilang kalau kita harus banyak bersyukur, dan harus yakin kalau suatu saat, kita berdua bisa lalui ini semua sama sama.


Setelah satu tahun berjalan, ai memutuskan untuk keluar dari kantor, sebenarnya aku yang berkali kali mendesak, memohon, karena aku enggak kuat lihat gimana dia berjuang sekeras itu. 


Dan sekarang, Allah mempermudah semua niat kita berdua, ai kerja dari rumah, waktunya juga lebih fleksible, jamnya kapan aja,  tergantung ai bangunnya jam berapa hehehe. 

Mulai dari jualan ticket dan visa umrah, sama sahabat karibnya, jual barang barang dari Mesir untuk dikirim ke Surabaya, dan ai juga masih nerima jasa design dari rumah. Yang otomatis itu semua, ngebuat kita untuk lebih bersyukur.


Aku enggak bilang kalau ini titik kesuksesan, apalalagi pencapaian yang luar biasa, perjalanan kita berdua masih panjang banget, masih banyak masa depan abu abu yang belum terjamah, kaki juga masih meraba dengan gimana perjalanan kita berdua kedepan.

Aku cuma berbagi cerita dengan apa yang udah aku lalui, hal hal kecil yang penuh dengan rasa bersyukur, dengan apa yang aku bisa capai saat ini.

Untuk selalu percaya, kalau Allah lagi siapin hal yang luar biasa dihari selanjutnya.

Komentar