Alasan aku bekerja

 

Pertanyaan yang hampir mirip dengan apa yang sering aku dapetin ketika aku memutuskan untuk mencari uang tambahan atau bekerja.

“loh kok sekarang jualan?”

“yaelah, jauh jauh kesini kok malah cari uang?!” kira kira begini pertanyannya.

Terlepas dari aku berstatus sebagai seorang mahasiswa dan sudah resmi menjadi seorang istri, aku rasa keputusan untuk bekerja dan mencari uang tambahan juga enggak salah, dan sama sekali enggak menyalahkan aturan, ya selama aku masih memprioritaskan kewajibanku dan enggak beranggapan bahwa ini sebagai nafkah dalam keluarga.

Aku mulai belajar didunia bisnis ditahun 2017, tepat setelah enam tahun aku berada dipesantren tanpa tahu betul bagaimana hidup didunia luar. Anyway, aku berada dikeluarga yang bisa dibilang ‘kurang faham’ dunia bisnis, umi adalah seorang Guru PNS disekolah SMA Negeri, dan abi adalah seorang kepala sekolah pensiun, sekaligus Dosen disalah satu kampus swasta didekat rumah. Yang sangat jelas, kalau aku emang enggak punya mengalir darah anak penguasaha atau pembisnis.

2017 aku punya pengalaman, yang akhirnya bisa membawa aku didunia sekarang adalah; ketika itu aku lagi beli tas dan sepatu baru disuatu E-comers dengan harga yang lumayan murah tapi dengan kualitas yang baik. Dan seperti manusia pada umumnya ketika membeli barang baru hal yang pertama dilakuin adalah mengupload status disosial media. 

Dan selang beberapa waktu temanku coba menghubungiku dan tanya soal barang yang aku beli, dan enggak sampai sehari bahkan masuk beberapa pesan Whatsap yang cuma untuk tanyain dimana beli, dan berapa harga barang yang aku beli.

Disini aku baru sadar, oh ternyata ini yang namanya celah untuk bisa dibisniskan.

Dan finally, aku berhasil jual lumayan banyak barang ke beberapa orang, padahal aku cuma minta gambar ke supplier dan mereka yang akan proses semuanya. 

lambat laun aku nikmatin prosesnya, hingga mengalirlah jiwa jiwa mencari celah bisnis didarahku. Aseekk.

Dari mulai abaya, gamis, mukena, buku, makanan, seafood sampai bakso udah pernah aku coba dan sekarang aku stuck di dunia roti, karena kebetulan aku nemu kepuasan disini. Agak konyol memang, bertolak belakang sama pendidikan sekarang, tapi aku enjoy jalaninya walaupun beberapa kali sering lupa waktu, berakhir kecapen dan jatoh sakit.

Disini aku juga sadar setelah semua proses yang aku jalanin banyak banget pelajaran yang enggak bisa aku dapetin dikelas formal apapun itu. Semuanya emang dari hal terkecil, belajar sabar menghadapi berbagai sikap customer, tiba tiba dibatalin padahal udah disiapin, harus bisa jujur untuk enggak ngurangin timbangan, dan masih banyak banget.

Dan setelah ngalor ngidul aku ceritain latar belakangnya, aku masih punya alasan tersendiri kok kenapa aku ngejalani ini semua. Let me tell you a reason

Pertama 

Aku enggak sama kayak orang orang.

Mereka yang punya uang lebih, bisa belanja semaunya, setiap weekend bisa nge mall, atau sekedar pergi ke coffee shop dan pesen kopi segelas harga seratus ribu, pergi ketempat tempat bagus untuk liburan tiap liburan, atau beli barang branded semaunya. Trust me, aku belum pernah hidup berfoya-foya. Lol 

Aku tumbuh dari keluarga yang sangat sederhana, enggak kaya dan enggak kurang juga, sangat cukup Alhamdulillah. Tapi ya belum bisa kalau sampai beli barang dengan cara seenaknya, makanya aku bekerja.

Yang kedua

Prinsip hidupku adalah setiap manusia pasti punya jatah kegagalan masing masing.

Jadi gini, cita citaku dulu adalah punya toko coklat dan roti. Entah kenapa ini adalah impian terbesarku dari dulu, walaupun rasanya enggak mungkin dengan latar belakangku sekarang, tapi aku yakin banget kok, kalau suatu saat ini bakalan bisa jadi kenyataan, entah gimana caranya.

Dan karena prinsipku itu ‘setiap orang akan punya porsi untuk gagal’, makanya aku coba semuanya dari sekarang, aku usahain sekuat mungkin untuk terus belajar buat ngumpulin pengalaman sebanyak banyaknya, jadinya lambat laun pasti aku punya nyali yang kuat karna pengalaman dan jatuh bangkitnya. 

Walaupun terkesan emang agak aneh, sekolahnya di Mesir tapi sampai ini malah jadi tukang roti. 

Weird hahahahh. 

Yah, mau gimana lagi, cuma ini waktu yang aku punya. Karna aku nggak mau diumur tiga puluhku nanti aku baru mulai, harus gagal terus, yah seenggaknya dimulai dari pondasinya dulu deh.

Walaupun aku  ngerti dengan istilah better late than never / lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, tapi kalau enggak dimulai dari sekarang mau sampai kapan late nya?!

Yang ketiga. 

Keputusanku untuk menikah.

Dari awal aku memilih untuk menikah aku udah bertekat, cepat atau lambat aku harus bisa mandiri dalam finansial tanpa bergantung sama siapapun. Walaupun agak sulit karena posisiku dan suami saat ini juga masih berstatus mahasiswa di Negara orang. Tapi yang namanya usaha, toh enggak ada salahnya aku terus nyobin. Loh, siapa tau aku beneran punya toko roti & candy disini , plis Aaminn

Sebenernya masih banyak lagi sih alasannya, tapi ini alasan terbesarku kenapa untuk bisa ada diposisi sekarang.

Komentar